Semangka tanpa biji atau biasa disebut semangka seedless adalah semangka hibrida Fi juga. Namun tetua atau induknya masing-masing berasal dari tetua betina semangka tetraploid (4n) dengan tetua jantan semangka diploid (2n). Oleh karena itu, semangka ini disebut juga semangka hibrida triploid.
Teknik pembenihan semangka tanpa biji telah ditemukan oleh pemulia tanaman terkenal berkebangsaan Jepang, Prof. Dr. Hitoshi Kihara. Penemuan ini diawali dengan berbagai studi dan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti lainnya antara tahun 1938@1942. Namun, pada saat itu masih ditemukan beberapa kendala, di antaranya biji sukar berkecambah, buah sulit terbentuk, dan masalah-masalah lainnya di luar kemampuan mereka, yaitu pecahnya Perang Dunia II,
Pada tahun 1947 barulah ditemukan sifat-sifat sel danjaringan dari biji yang menghasilkan buah semangka tidak berbiji itu, sekaligus cara pembuahannya. Pada tahun 1950 para petani Jepang mulai membudidayakan semangka jenis ini. Tetua semangka tidak berbiji, yaitu semangka betina tetraploid, dihasilkan dengan menggunakan alkaloid yang bernama kolkhisin (Inggris: colchisin; mmus kimia: CaHyOoN). Kolkhisin adalah suatu kristal berwarna kuning, diisolasi pertama kali pada tahun 1819 dari bagian biji dan umbi lapis tanaman Autum crocus (Colchicum autumnale L., famili Liliaceae), suatu tanaman yang berasal dari Eropa Selatan. Lamtan kolkhisin ini dapat diperoleh di toko-toko bahan kimia. Kolkhisin mempunyai kemampuan melipatgandakan jumlah kromosom. Di dalam Ilmu Pemuliaan Tanaman, khususnya Ilmu Perbaikan Jenis Tanaman, kolkhisin digunakan untuk menghasilkan tanaman tetraploid (tanaman yang memiliki 4 set kromosom). Pelipat gandaan jumlah kromosom atau perubahan'dari tanaman diploid menjadi tanaman tetraploid disebut mutasi duplikasi. Tidak seluruh sel atau jaringan mengalami mutasi, melainkan yang terkena larutan kolkhisin efektif saja.
Larutan kolkhisin yang diteteskan pada titik tumbuh kecambah tanaman akan meresap masuk ke dalam sel titik tumbuh, langsung mempengaruhi pembelahan sel mitosis. Kolkhisin temyata menghambat pembentukan benang kumparan dan pembentukan sel anak baru. Akibatnya, kedua set kromosom yang telah membelah tetap berada dalam satu sel; menyusun dan membentuk sel dan jaringan vegetatif tetraploid. Bunga-bunga betina tanaman semangka tetraploid (mengandung 44 kromosom atau 4n) bila diserbuki oleh tepung sari dari bunga jantan tanaman semangka diploid (memiliki 22 kromosom atau 2n) akan menghasilkan buah yang berbiji triploid (mengandung 33 kromosom atau 3n). Biji triploid ini bila ditanam akan menghasilkan buah semangka tidak berbiji. Selanjutnya, semangka diploid akan disebut semangka 2n, semangka triploid disebut semangka 3n, dan semangka tetraploid disebut semangka 4n.
Sumber: http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/semangka-tanpa-biji
Teknik pembenihan semangka tanpa biji telah ditemukan oleh pemulia tanaman terkenal berkebangsaan Jepang, Prof. Dr. Hitoshi Kihara. Penemuan ini diawali dengan berbagai studi dan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti lainnya antara tahun 1938@1942. Namun, pada saat itu masih ditemukan beberapa kendala, di antaranya biji sukar berkecambah, buah sulit terbentuk, dan masalah-masalah lainnya di luar kemampuan mereka, yaitu pecahnya Perang Dunia II,
Pada tahun 1947 barulah ditemukan sifat-sifat sel danjaringan dari biji yang menghasilkan buah semangka tidak berbiji itu, sekaligus cara pembuahannya. Pada tahun 1950 para petani Jepang mulai membudidayakan semangka jenis ini. Tetua semangka tidak berbiji, yaitu semangka betina tetraploid, dihasilkan dengan menggunakan alkaloid yang bernama kolkhisin (Inggris: colchisin; mmus kimia: CaHyOoN). Kolkhisin adalah suatu kristal berwarna kuning, diisolasi pertama kali pada tahun 1819 dari bagian biji dan umbi lapis tanaman Autum crocus (Colchicum autumnale L., famili Liliaceae), suatu tanaman yang berasal dari Eropa Selatan. Lamtan kolkhisin ini dapat diperoleh di toko-toko bahan kimia. Kolkhisin mempunyai kemampuan melipatgandakan jumlah kromosom. Di dalam Ilmu Pemuliaan Tanaman, khususnya Ilmu Perbaikan Jenis Tanaman, kolkhisin digunakan untuk menghasilkan tanaman tetraploid (tanaman yang memiliki 4 set kromosom). Pelipat gandaan jumlah kromosom atau perubahan'dari tanaman diploid menjadi tanaman tetraploid disebut mutasi duplikasi. Tidak seluruh sel atau jaringan mengalami mutasi, melainkan yang terkena larutan kolkhisin efektif saja.
Larutan kolkhisin yang diteteskan pada titik tumbuh kecambah tanaman akan meresap masuk ke dalam sel titik tumbuh, langsung mempengaruhi pembelahan sel mitosis. Kolkhisin temyata menghambat pembentukan benang kumparan dan pembentukan sel anak baru. Akibatnya, kedua set kromosom yang telah membelah tetap berada dalam satu sel; menyusun dan membentuk sel dan jaringan vegetatif tetraploid. Bunga-bunga betina tanaman semangka tetraploid (mengandung 44 kromosom atau 4n) bila diserbuki oleh tepung sari dari bunga jantan tanaman semangka diploid (memiliki 22 kromosom atau 2n) akan menghasilkan buah yang berbiji triploid (mengandung 33 kromosom atau 3n). Biji triploid ini bila ditanam akan menghasilkan buah semangka tidak berbiji. Selanjutnya, semangka diploid akan disebut semangka 2n, semangka triploid disebut semangka 3n, dan semangka tetraploid disebut semangka 4n.
Sumber: http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/semangka-tanpa-biji
Post a Comment
Terima kasih sudah berkenan mampir....