Awal mula penemuan semangka tanpa biji. Prinsip penciptaan semangka tak berbiji adalah, dengan meneteskan colrachicine, zat alkaloid yang di ekstrak dari tanaman bakung (genus Colchicum), pada tunas k
ecambah semangka biasa. Kecambah semangka biasa yang berkromosom 22 (semangka diploid = 2N), setelah tunas pucuknya ditetesi colchicine, akan bermutasi menjadi berkromosom 44 (semangka tetraploid = 4N).
Ketika semangka tetraploid ini disilangkan dengan buah semangka diploid, hasilnya ada tiga jenis semangka, yakni 2N, 3N dan 4N. Semangka 3N (triploid) yang berkromosom 33, apabila ditamanam menghasilkan semangka tanpa biji (seedles). Meski untuk membentuk buah, semangka 3N ini harus diserbuki oleh semangka 2N.
Meskipun sebagai penghasil semangka terbesar di dunia adalah RRC, namun tampaknya yang benar-benar tertarik untuk mengotak-atik buah ini hanya peneliti Jepang. Pada tahun 1990an, Zentsuji, seorang petani semangka di Negeri Matahari Terbit ini, melakukan eksperimen membuat semangka kotak.Awal Mula Penemuan semangka Tanpa Biji
Sebab semangka bulat akan boros tempat ketika diangkut dan disimpan dalam cold stroage. Dengan bentuk kotak (kubus), buah semangka menjadi ringkas dalam mobil boks dan cold stroage. Tetapi semangka kotak tidak mungkin diperoleh melalui rekayasa genetika seperti halnya menciptakan semangka tanpa biji.
Maka Zentsuji pun ”memasung” tiap buah semangka di ladangnya dengan kotak kaca. Sejak masih pentil. Karena berdesak kotak kaca, maka pertumbuhan tidak menjadi bulat melainkan kubus. Bahan kaca dipilih sebagai ”pemasung”, untuk tetap memberikan warna alamiah kulit buah. Dengan kotak bukan kaca, kulit semangka akan menjadi putih keruh.
Di Indonesia, budidaya semangka umumnya dilakukan di lahan-lahan sawah pada musim kemarau. Pengairan berasal dari pompa pantek atau pompa sedot tang mengankat dari sungai. Teknik budidayanya, ada yang hanya dengan hamparan dan tanpa mulsa plastik, tanpa ajir dan tanpa membuang buah.
Ada pula budidaya dengan bedeng, mulsa plastik, ajir dan hanya membiarkan satu buah pada tiap individu tanaman. Benih yang ditanam para petani, kebanyakan benih impor dari Taiwan, dan Jepang. Benih lokal juga ada, namun kurang diminati petani. Jenis semangka yang dibudidayakan mulai dari yang berbentuk bulat sampai lonjong memanjang (oblong) .
Kulit buah dari hijau polos kehitaman (sengkaling), sampai loreng hijau muda hijau tua. Warna daging buah merah cerah, orange dan kuning. Meski semangka seedless lebih digemari, namun semangka berbiji tetap dibudidayakan pula.
Biaya produksi semangka berkisar antara Rp 20.000.000,- sd. 30.000.000,- per hektar per musim tanam. Kalau panen bagus, hasil brutonya bisa dua sampai tiga kali lipatnya.
Semangka tanpa biji memang kini yang paling dicari. Alasannya, yang berbiji sulit dinikmati, karena kita menjadi rept menyisihkan biji-bijinya. Sementara semangka tanpa biji bisa langsung dimakan, tanpa halangan. Kalau pun ditemukan bijinya, biasanya jumlahnya terbatas dan tidak berkembang sempurna, sehingga tak masalah jika mesti ditelan, karena tidak mengganggu kenikmatan.
Semangka lokal unggul yang mudah ditemui adalah jenis semangka sengkaling. Dinamai demikian karena benih semangka impor ini awalnya dibudidayakan secara besar-besaran 20-an tahun yang lalu di daerah Sengkaling, Malang, Jawa Timur.
Ukurannya tanggung (2,4 kg), daging merah cenderung pucat, rasanya manis renyah, tidak terlalu berair. Jika dipanen setelah tua/matang, daging masir (sandy). Cirinya: kulitnya tipis berwarna hijau gelap. Semangka jenis ini mudah ditemukan di pasar swalayan adalah jenis ‘sugar baby’.
Ukurannya sedang (4 kg), buah bulat, kulit hijau gelap. Apabila dibelah, daging buahnya berwarna merah menyala dan masih sedikit memiliki biji. Biji-bijinya umumnya tidak berkembang, sehingga tampak seperti biji muda atau biji kempis. Jadi, bukannya tidak berbiji sama sekali. Semangka ini rasanya sangat manis.
Jika Anda menemukan semangka berwarna kuning di pasar swalayan, biasanya adalah jenis semangka ‘yellow baby’. Rasa manisnya tidak beda dengan ‘sugar baby’. Bedanya, yang ini daging buahnya berwarna kuning cerah. Warna hijau pada kulitnya pun lebih pucat dibanding semangka merah ‘sugar baby’.
Meskipun jarang, sesekali tampak juga semangka berbentuk lonjong di pajang di pasar swalayan. Daging buahnya kompak dan padat, sehingga beratnya bisa mencapai 9 kg! Kulitnya hijau gelap, daging buahnya bertekstur lembut dan rasanya manis. Kalau Anda beruntung bisa mendapatkannya, semangka asal Taiwan ini namanya ‘new dragon’
ecambah semangka biasa. Kecambah semangka biasa yang berkromosom 22 (semangka diploid = 2N), setelah tunas pucuknya ditetesi colchicine, akan bermutasi menjadi berkromosom 44 (semangka tetraploid = 4N).
Ketika semangka tetraploid ini disilangkan dengan buah semangka diploid, hasilnya ada tiga jenis semangka, yakni 2N, 3N dan 4N. Semangka 3N (triploid) yang berkromosom 33, apabila ditamanam menghasilkan semangka tanpa biji (seedles). Meski untuk membentuk buah, semangka 3N ini harus diserbuki oleh semangka 2N.
Meskipun sebagai penghasil semangka terbesar di dunia adalah RRC, namun tampaknya yang benar-benar tertarik untuk mengotak-atik buah ini hanya peneliti Jepang. Pada tahun 1990an, Zentsuji, seorang petani semangka di Negeri Matahari Terbit ini, melakukan eksperimen membuat semangka kotak.Awal Mula Penemuan semangka Tanpa Biji
Sebab semangka bulat akan boros tempat ketika diangkut dan disimpan dalam cold stroage. Dengan bentuk kotak (kubus), buah semangka menjadi ringkas dalam mobil boks dan cold stroage. Tetapi semangka kotak tidak mungkin diperoleh melalui rekayasa genetika seperti halnya menciptakan semangka tanpa biji.
Maka Zentsuji pun ”memasung” tiap buah semangka di ladangnya dengan kotak kaca. Sejak masih pentil. Karena berdesak kotak kaca, maka pertumbuhan tidak menjadi bulat melainkan kubus. Bahan kaca dipilih sebagai ”pemasung”, untuk tetap memberikan warna alamiah kulit buah. Dengan kotak bukan kaca, kulit semangka akan menjadi putih keruh.
Di Indonesia, budidaya semangka umumnya dilakukan di lahan-lahan sawah pada musim kemarau. Pengairan berasal dari pompa pantek atau pompa sedot tang mengankat dari sungai. Teknik budidayanya, ada yang hanya dengan hamparan dan tanpa mulsa plastik, tanpa ajir dan tanpa membuang buah.
Ada pula budidaya dengan bedeng, mulsa plastik, ajir dan hanya membiarkan satu buah pada tiap individu tanaman. Benih yang ditanam para petani, kebanyakan benih impor dari Taiwan, dan Jepang. Benih lokal juga ada, namun kurang diminati petani. Jenis semangka yang dibudidayakan mulai dari yang berbentuk bulat sampai lonjong memanjang (oblong) .
Kulit buah dari hijau polos kehitaman (sengkaling), sampai loreng hijau muda hijau tua. Warna daging buah merah cerah, orange dan kuning. Meski semangka seedless lebih digemari, namun semangka berbiji tetap dibudidayakan pula.
Biaya produksi semangka berkisar antara Rp 20.000.000,- sd. 30.000.000,- per hektar per musim tanam. Kalau panen bagus, hasil brutonya bisa dua sampai tiga kali lipatnya.
Semangka tanpa biji memang kini yang paling dicari. Alasannya, yang berbiji sulit dinikmati, karena kita menjadi rept menyisihkan biji-bijinya. Sementara semangka tanpa biji bisa langsung dimakan, tanpa halangan. Kalau pun ditemukan bijinya, biasanya jumlahnya terbatas dan tidak berkembang sempurna, sehingga tak masalah jika mesti ditelan, karena tidak mengganggu kenikmatan.
Semangka lokal unggul yang mudah ditemui adalah jenis semangka sengkaling. Dinamai demikian karena benih semangka impor ini awalnya dibudidayakan secara besar-besaran 20-an tahun yang lalu di daerah Sengkaling, Malang, Jawa Timur.
Ukurannya tanggung (2,4 kg), daging merah cenderung pucat, rasanya manis renyah, tidak terlalu berair. Jika dipanen setelah tua/matang, daging masir (sandy). Cirinya: kulitnya tipis berwarna hijau gelap. Semangka jenis ini mudah ditemukan di pasar swalayan adalah jenis ‘sugar baby’.
Ukurannya sedang (4 kg), buah bulat, kulit hijau gelap. Apabila dibelah, daging buahnya berwarna merah menyala dan masih sedikit memiliki biji. Biji-bijinya umumnya tidak berkembang, sehingga tampak seperti biji muda atau biji kempis. Jadi, bukannya tidak berbiji sama sekali. Semangka ini rasanya sangat manis.
Jika Anda menemukan semangka berwarna kuning di pasar swalayan, biasanya adalah jenis semangka ‘yellow baby’. Rasa manisnya tidak beda dengan ‘sugar baby’. Bedanya, yang ini daging buahnya berwarna kuning cerah. Warna hijau pada kulitnya pun lebih pucat dibanding semangka merah ‘sugar baby’.
Meskipun jarang, sesekali tampak juga semangka berbentuk lonjong di pajang di pasar swalayan. Daging buahnya kompak dan padat, sehingga beratnya bisa mencapai 9 kg! Kulitnya hijau gelap, daging buahnya bertekstur lembut dan rasanya manis. Kalau Anda beruntung bisa mendapatkannya, semangka asal Taiwan ini namanya ‘new dragon’
Post a Comment
Terima kasih sudah berkenan mampir....